Logo Design by FlamingText.com
Logo Design by FlamingText.com

Jumat, 05 Oktober 2012

BANGUNAN TENAGA AIR WADUK CIRATA

Unit Pembangkitan (UP) Cirata mengoperasikan Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) menggunakan energi air dari waduk (danau) Cirata yang bersumber dari aliran sungai Citarum di Jawa Barat, terletak di Desa Cadas Sari, Kecamatan Tegal Waru, Plered, Purwakarta, Jawa Barat, tepatnya sekitar 60 km sebelah Barat Laut kota Bandung atau 100 km dari kota Jakarta melalui Purwakarta. UP Cirata memiliki 8 unit pembangkit listrik dengan total daya terpasang 1.008 MW dengan produksi energi listrik rata–rata 1.428 GWh per-tahun.
UP Cirata merupakan PLTA terbesar di Asia Tenggara, dengan bangunan Power House 4 lantai di bawah tanah yang mengoperasikannya dikendalikan dari ruang kontrol Switchyard berjarak sekitar 2 km dari mesin–mesin pembangkit yang terletak di Power House.
1. Waduk Cirata

Genangan air di waduk

cirata ini berasal dari aliran dari waduk saguling

yang letaknya lebih tinggi. Sedangkan aliran air waduk c

irata nantinya akan menuju wad

uk jatiluhur. Jadi gambaran proses perjalanan si air ini kura


ng lebihnya seperti ini.


Jadi air dari saguling ini terus menerus dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Pertama-tama air memutar turbin PLTA

saguling, jadilah listrik. Lalu air buangan dari PLTA ini masuk waduk cirata dan kemudian memutar turbin PLTA Cirata, jadi listrik lagi. Air buangan dari

PLTA Cirata kemudian masuk waduk jatiluhur. Lagi-lagi mereka


memutar turbin PLTA

Jatiluhur dan menghasilkan energi yang sangat penting di kehidu

pan manusia modern ini.




Gambar 1. Proses Penyaluran Air




Gambar 2. Waduk Cirata

Waduk Cirata, selain berfungsi sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) danau yang berketinggian sekitar 223 meter di atas permukaan laut

itu, dikelilingi bukit menjadikan keindahan alam yang sangat menarik. Danau Cirata akan dikembangkan menjadi tempat educationol tourism bagi para


pelajar dan mahasiswa dan sarana rekreasi, terutama rekre

asi air seperti halnya Obyek Wisata Jatiluhur

1. Sejarah Pembangunan Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata

Latar belakang pendirian PLTA ini adalah letak sungai Citarum yang su
bur, bergunung-gunung dan dianugerahi curah hujan yang tinggi. PLTA Cirata, sejak pertama dioperasikan pada tahun 1988 dikelola oleh PT. PLN (persero) Pembangkitan dan Penyaluran Jawa Bagian Barat (PT. P

LN KJB) Sektor Cirata. Pada tahun 1995 terjadi restruktirisasi di PT PLN (Persero) yang mengakibatk
an pembentukan 2 anak perusahaan pada tanggal 3 Oktober 1995, yait

u PT. PLN Pembangkit Tenaga Listrik Jawa-Bali (PT. PLN PJB 1) dan PT
. PLN Pembangkit
Tenaga Listrik Jawa-Bali (PT. PLN PJB 11), sehingga Sektor Cirata masuk wilayah kerja PT PLN Pembangkit Tenaga Listrik Jawa-Bali 11. Kemudian pada tahun 1997, Sektor
Cirata berubah nama menjadi PT PLN Pembangkit Tenaga Listrik J


awa – Bali 11 Unit Pembangkit CIRATA (UP CIRATA).

Pembangunan PLTA Cirata selain dibiaya langsung oleh Pemerintah Indonesia melalui dana APBN dan Non APBN serta dana PLN juga mendapat bantuan pinjaman dari luar neger
i, yaitu :
1. IBRD (International Bank for Recontruction and Development)

2. CDC (Commonth Wealth Development Cooperation)
3. SC (Suppliers Credits)
4. Pemerintahan Austria.
Total biaya pembangunan PLTA Cirata meliputi :
· Cirata 1 sebesar $ 565.000.000,00 US Dollars

· Cirata 2 sebesar terdiri :

- Rp. 132.272.182.061,00,-
- SFR 997.291,00,- (nilai kontrak dilaksanakan pada tahun 1993 dan 1994)
- NTD 207.933.845,00
- Yen 2.791.593.431
Gambar 3. Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA) Cirata
1. Produksi dan sistem pengoperasian
Kegiatan usaha inti dari PLTA Cirata adalah pembangkit ten
aga listrik dengan total daya terpasang 1.008 Mega Watt (MW), terdiri atas Cirata 1 (4 Unit masing-masing operation daya terpasang 126 MW) yang mulai dioperasikan tahun 1988 dengan total daya terpasang 504 MW, dan Cirata 11 (4 Unit masing-m

asing 126 MW) yang mulai dioperasikan sejak tahun 1997 dengan daya terpasang 504 MW. Cirata 1 dan 11 mampu memproduksi energi listrik rata- rata 1.428 GWh per tahun yang
kemudian disalurkan melalui jaringan transmisi tegangan ekstra tinggi 500 KV ke system interkoneksi Jawa–Bali.
Tabel Kapasitas Daya Listrik dan Tanggal Mulai Beroperasi Masing-masing Unit Pembangkit

Jenis Pembangkit
Mulai Beroperasi
Kapasitas
PLTA Unit 1
25 Mei 1988
126 MW
PLTA Unit 2
29 Februari 1988
126 MW
PLTA Unit 3
30 September 1988
126 MW
PLTA Unit 4
10 Agustus 1988
126 MW
PLTA Unit 5
15 Agustus 1997
126 MW
PLTA Unit 6
15 Agustus 1997
126 MW
PLTA Unit 7
15 April 1998
126 MW
PLTA Unit 8
15 April 1998
126MW
Total
1008 MW
Untuk menghasilkan energi listrik sebesar 1.428 GWh, di oper
asikan 8 buah turbin dengan kapasitas masing–masing 120.000 KW dengan putaran 187,5
RPM. Adapun tinggi air jatuh efektif untuk memutar turbin 112,5 meter deng
an debit air meksimum 135 m3/detik. Turbin yang digunakan di waduk Cirata adalah Turbin Francis, spesifikasinya adalah :
Tipe : Francis, Vertical Shaft
Produksi : VOEST-ALPINE
Rate Net Head : 106,8 m
Rated Output : 129,6 MW
Kecepatan : 187,5 rpm
Debit pada kondisi diatas : 132,5 m3/s
Runaaway speed : 400 rpm
Spiral Case inlet diameter : 4300 mm
Draft Tube outlet diameter : 6400 rpm
Diameter Runner : Dth = 3400 m
Jumlah Runner Blade : z = 16
Jumlah Guide Vane : z = 24
Bukaan maksimum Guide Vane : 260 mm
Ketinggian Guide Vane : 980 mm
Jumlah Servomotor : 2
Tekanan normal operasi guide vane : 55 kg/cm2
Tekanan oli minimum guide vane : 38,5 kg/cm2
Langkah servomotor : 440 mm
Diameter piston servomotor : 400 mm
Mengoperasikan unit pembangkit Cirata dapat dilakukan dengan 3 mode system
mengoperasikan :
1. Mode operasi local manual, yaitu sistem pengoperasian yang dilakukan oleh operator secara manual dari panel unit kontrol Power house
2. Mode operasi local auto, yaitu sistem pengoperasian yaitu dilakukan oleh operator secara automatic dari panel unit kontrol di ruang Power House.
3. Mode operasi remote, yaitu sistem pengoperasian yang komputerisasi d
imana unit dioperasikan dari control desk di ruang kontol Switchy
ard yang berjarak sekitar 2 Km dari lokasi pembangkit listrik.
Dalam mengoperasikan seluruh unit pembangkit list
rik di Cirata, kami mengutamakan menggunakan mode operasi remote untuk mengoperasikan dan mengontrol semua sistem, karena lebih efisien dan efektif. Namun
demikian operator dilokasi rumah pembangkit selalu siap dengan mode operasi local auto maupun mode operasi local manual.

Gambar 4. Tampilan/Window dari Remote Operation Mode
PLTA Cirata mempunyai 4 bangunan utama yakni waduk atau bendungan sebagai tempat penampungan air, saluran air, powerhouse atau gedung unit pembangkit dan switchyard atau uni

t transmisi yang akan menyalurkan energi listrik ke konsumen-konsumen. PLTA ini memiliki terowongan sebagai akses jalan menuju powerhouse. Di PLTA Cirata ini, powerhouse terletak didalam perut bukit. Karena itulah dibuatlah terowongan ini sebagai akses jalan menuju powerhouse.


Gambar 5. Terowongan Akses menuju Power House

Power house bawah tanah berbentuk bulat telur dengan panjang 235 meter, lebar 35 meter, tinggi 49 meter, menjadikan power house PLTA cirata sebagai bangunan bawah tanah terbesar di indonesia. Suasana didalam powerhouse sangat lembab dan panas. S

uasana siang hari atau malam hari tiada berbeda didalam powerhouse, karena sinar matahari tidak pernah bisa mencapai ruangan tersebut. Dinding-dindingnya penuh dengan mur dan baut dengan ukuran yang sangat besar. Mur dan baut ini adalah penahan dinding dari tekanan air waduk yang pastinya sangat tinggi.

Gambar 6. Power House Bawah Tanah di PLTA Cirata
1. Manajemen Sumber daya Air
Air merupakan sumber energi utama yang digunakan untuk memutar turbin pembangkit tenaga listrik sebanyak 8 unit. Oleh karena itu dibangun Waduk Cirata seluas 62 Km2 dengan elevasi muka air banjir 223 m, elevasi muka air normal 220 m dan elevasi muka air rendah 205 m, sehingga volume air waduk 2.165 juta meter3 dan efektif waduk 796 juta m3. Air waduk ini dikelola dengan baik mencakup jumlah maupun mutunya agar tidak mengganggu atau merusak mesin–mesin.
2. Manfaat Pembangunan PLTA Cirata
Pembangunan PLTA ini ternyata menimbulkan dampak positif yang sangat bermanfaat bagi warga masyarakat maupun pemerintah, diantaranya adalah :
1. Menghasilkan listrik dengan daya terpasang 1008 MW dan energi pertahun 1.428.000.000 kilo watt jam pertahun, sehingga menambah daya dan keandalan pada system kelistrikan di Jawa-Bali khusus di Area 11.
2. Menghemat devisa (bahan bakar minyak) sebesar 428.000 ton pertahun.
3. Meningkatkan keandalan penyediaan air waduk Jati Luhur untuk air minum dan irigasi.
4. Memacu perkembangan industri/perekonomian.
5. Mengembangkan usaha perikanan dan pariwisata.
6. Menyediakan lapangan kerja baru.
3. Pemeliharaan Peralatan
Perawatan di PLTA Cirata dilakukan beberapa perawatan baik rutin, bulanan, maupun tahunan. Perawatan tersebut dibagi mmenjadi 2 jenis, yaitu Maintenance Preventif dan Maintenance Inspection.
Maintenance Preventif yaitu pemeliharaan secara rutin dengan visual pemeriksaan dan pengecekan tanpa pengukuran besaran. Pelaksanaan preventif dilakukan satu bulan sekali oleh petugas preventif meliputi pemeriksaan dan pengecekan keadaan fisik peralatan, pemeriksaan parameter, serta kebersihan peralatan dan area.
Maintenance Inspection yaitu pemeliharaan secara periodik tahunan dengan bongkar pasang peralatan untuk mengetahui tanda-tanda peralatan mulai akan rusak dalam hal ini ditekankan pada pengujian dan kalibrasi karakteristik relay proteksi. Pelaksanaaan inspeksi pemeliharaan dilakukan secara periodik yaitu setiap satu tahun sekali oleh tim Inspection (Senior Teknisi Relay Proteksi).
PLTA Cirata mempunyai 2 jenis alat proteksi (relay) sebagai pengaman jaringan listriknya, yaitu relay electromechanic induction disc dan DRS. Elemen relay electromechanic induction disc mempunyai piringan metalik (disk) yang terbuat dari tembaga atau alumunium yang dapat berputar diantara celah-celah elektromagnet. Relay ini tidak dapat digunakan untuk tegangan searah (DC) dan cara kerja relay ini dipengaruhi oleh frekuensi sehingga memakan waktu yang lama untuk men-reset (reset time). DRS merupakan relay berteknologi digital dengan perangkat keras berupa card module kode DRS-VE. Set dan perangkat lunak berupa program khusus untuk sistem produksi yang tersimpan pada EPROM card module. Relay ini dapat menggunakan tegangan DC dan waktu resetnya relatif cepat.

Sumber:
http://www.purwakartakab.go.id/beranda/liputan-khusus/143-plta-cirata.html
http://wikimapia.org/7585186/id/Area-Power-House-PLTA-Cirata-milik-PT-Pembangkitan-Jawa-Bali
http://wongkentir.blogdetik.com/2010/10/01/eksotisnya-terowongan-plta-cirata/









:10 :11 :12 :13 :14 :15 :16 :17
:18 :19 :20 :21 :22 :23 :24 :25
:26 :27 :28 :29 :30 :31 :32 :33
:34 :35 :36 :37 :38 :39

1 komentar:

Total Tayangan Halaman